Seni Tari
Daftar Isi: Tari Dayak Kenyah l Tari Dayak Benuaq l Tari Dayak Punan l Tari Dayak Bahau
Asal mula tari Masyarakat Dayak tidak terlepas dari upacara adat. Tarian ini bisa dilakukan perorangan, berkelompok atau berpasangan, dan biasanya ditarikan pada malam hari sampai tengah malam lewat. Tarian Masyarakat Dayak, pada umumnya bersifat primitive. Untuk Suku Dayak Kenyah misalnya, jika dilihat menurut gerakannya umumnya banyak mempergunakan gerakan realistic (kenyataan apa adanya) yang bersumber pada kehidupan sehari-hari dan geraknya diulang-ulang.
Fungsi Tari
Tarian Masyarakat Dayak tidak bisa dilepaskan dari sejumlah ritual upacara adat yang sifatnya turun temurun dari nenek moyang dan leluhur mereka. Adapun fungsi tarian adalah sebagai berikut:
- Berfungsi sebagai sarana pemujaan pada roh nenek moyang dalam upacara adat.
- Berfungsi sebagai tari gembira ria, untuk mencari jodoh, pergaulan, dan ucapan terima kasih atas panen.
- Berfungsi sebagai kepahlawanan dari para pria Suku Dayak Kenyah, pada saat menang perang.
- Dalam perkembangannya sekarang, tarian berfungsi sebagai penyambutan tamu dan pelestarian kesenian tradisional yang diajarkan di sekolah-sekolah.
Tarian Suku Dayak Kenyah
Tari Kancet Pepatay
Tarian ini juga sering disebut Tari Perang Bersama. Tarian ini menceritakan pahlawan dari Suku Dayak Kenyah yang berperang melawan musuhnya. Gerakan tarian ini, sangat lincah, gesit, penuh semangat, dan kadang-kadang diikuti pekikan si penari.
Dalam Tari Kancet Pepatay, penari mempergunakan pakaian tradisional Suku Dayak Kenyah. Sambil menari, mereka juga meneriakkan suara-suara yang keras sebagai bentuk kemenangan dan kegembiraan. Pakaian mereka dilengkapi dengan peralatan perang seperti mandau, perisai dan baju perang. Tari ini diiringi dengan lagu Sak Paku, dan hanya menggunakan alat musik sampe.
Tari Burung Enggang Terbang
Tarian tradisional ini menggambarkan kehidupan sehari-hari Burung Enggang. Menurut kepercayaan Suku Dayak Kenyah, nenek moyang mereka berasal dari langit dan turun ke dunia menyerupai Burung Enggang. Maka, burung ini, paling dimuliakan oleh Suku Dayak Kenyah. Bulu-bulu Burung Enggang ini selalu memegang peranan penting dalam setiap upacara adat dan tarian adat. Alat musiknya adalah sampe, gendang dan gong.
Tari Leleng
Tarian ini mengisahkan seorang putri bernama Utan Along yang akan dikawinkan dengan seorang pemuda oleh sang ibu. Namun putri ini tidak mencintai pemuda itu, dan lari ke hutan berhari-hari sambil menangis. Kemudian, teman-temannya mencari dan menyusul sang putri ke hutan dan mengajaknya pulang. Dengan susah payah, akhirnya teman-temannya berhasil membujuk dan mengajak pulang sang putri. Alat musik yang mengiringinya adalah sampe, gendang dan gong.
Tari Hudoq
Tarian Hudoq ini ada dua macam. Pertama ditarikan oleh perempuan Suku Dayak Kenyah dan yang kedua, ditarikan oleh para pria Suku Dayak Bahau. Tarian ini bertujuan mengusir hantu, setan, dan hama-hama perusak tanaman. Penari pun memakai topeng hudoq. Alat musiknya adalah gong.
Tari Pecuk-Pecuk Kina
Tari Pecuk-pecuk Kina artinya bertahap-tahap. Tarian ini menggambarkan tahapan perpindahan Suku Dayak Kenyah dari Apokayan di Bulungan ke daerah Long Segar di Kabupaten Kutai, yang konon memakan waktu selama 18 tahun. Tarian ini bertujuan untuk mengenang peristiwa perpindahan itu. Alat musik yang mengiringinya adalah sampe, gendang dan gong.
Tari Datun
Tarian Suku Dayak Kenyah ini merupakan tarian yang menggambarkan pria dan wanita yang sedang memadu janji dalam suasana gembira ria. Tarian ini digelar pada upacara-upacara perkawinan Suku Dayak Kenyah. Alat musik yang mengiringinya adalah sampe, gendang dan gong.
Tari Datun Julut
Tari Datun Julut dilakukan oleh para gadis Suku Dayak Kenyah dengan cara berbaris ke belakang (julut). Tarian ini dilakukan denagn gerak tangan yang lembut dihiasi dengan bulu Burung Enggang atau Manuk Uwek, dengan membentuk lingkaran. Aneka gerak tangan dan kaki tersebut diiringi musik. Tarian ini juga melukiskan persatuan dan kesatuan dalam satu jajaran atau baris (julut) untuk mencapai tujuan dan kemajuan kaum wanita.
Tari Uding
Tari Uding ditarikan oleh para wanita-wanita dewasa dengan iringan musik tradisionla yang disebut uding yang dibuat dari Enau. Tarian ini dilakukan dalam upacara penyambutan tamu.
Tari Lemua
Tarian Lemua termasuk tarian sakral, sebab, ditarikan oleh para orang tua dan pemimpin adat. Tarian dilakukan dengan pengucapan mantra-mantra untuk memberi doa agar masyarakat kampung selamat. Tarian ini dilakukan ketika ada orang yang meninggal dunia. Tujuannya agar yang meninggal dunia tidak mengganggu orang yang hidup.
Tari Kancet Ledo/Punan Lettu
Jika Tari Kancet Pepatay menggambarkan kejantanan dan keperkasaan pria Dayak Kenyah, Tari Kancet Ledo lebih memperlihatkan lemah lembutnya seorang gadis. Tarian ini ditarikan oleh seorang gadis yang menggambarkan bagai padi yang meliuk-liuk ditiup angin.
Penari mengenakan pakaian khas dengan memegang bulu-bulu Burung Enggang ditangannya. Tarian ini biasanya dilakukan di atas sebuah gong sehingga Kancet Ledo disebut Tari Gong.
Tarian Suku Dayak Benuaq
Araakng Ganter
Araakng berarti tarian dan taria ini menggunakan sepotong bambu (ganter) yang diisi biji-bijian. Ganter dipegang masing-maisng penari sambil digoncang-goncang supaya menimbulkan bunyi untuk meningkahi irama alat-alat musik yang dimainkan.
Araakng Tabanekng
Araakng Tabanekng adalah tarian yang dilakukan untuk mencari penantang dalam pertandingan olah raga behempas. Behempas yakni olah raga saling memukul dengan sepotong rotan dan menggunakan perisai yang terbuat dari rotan yang dianyam. Tariannya lemah gemulai namun terkesan jantan. Alat musik yang mengiringinya adalah gendang dan gamelan.
Araakng Buntaakng
Araakng Buntaakng adalah tarian dalam upacara adat nalith tauthn. Tarian ini dilakukan secara massal, dengan cara para penarinya berbaris memanjang sambil meliuk-liuk lemah gemulai. Alat musik yang digunakan dalam mengiringinya adalah gendang panjang (perahiiq) dan enam gong.
Araakng Perentangin
Araakng Perentangin adalah tarian yang dilakukan seorang yang sedang mengakhiri setiap bait. Tarian tersebut diiringi dengan alat musik gamelan dan gendang. Tariannya disebut Araakng perentangin dan musiknya disebut tu’ukng perentangin.
Araakng Belietn
Araakng Belietn adalah tarian yang dilakukan pada ritus-ritus upacara penyembuhan. Upacaranya disebut Beliethn dan musiknya disebut tu’ukng belithn. Penarinya adalah para pawing dalam upacara itu.
Araakng Rangkaaw
Araakng Rangkaaw adalah tarian massal yang diadakan pada ritus-ritus upacara adat kematian (kwangkey). Tarian ini dilakukan seara massal untuk hiburan. Tetapi pada ritus tertentu hanya dilakukan oleh para pawing upacara dan para pembantunya. Bunyi musik yang mengiringinya gamelan, dua gendang panjang, dan enam gong.
Tarian Suku Dayak Punan
Tarian Keringut
Tarian Keringut diilhami dari ikan yang sedang berenang dengan sirip yanag bergerak-gerak. Tarian ini hanya mengandalkan gerakan tangan mirip sirip ikan dengan penarinya. Penarinya adalah wanita. Alat musik yang mengiringinya adalah suling bamboo yang ditiup melalui hidung.
Tarian Celmin
Tarian Celmin melambangkan seseorang yang menggendong babi yang dibawa ke rumah sambil membungkuk dan berputar-putar. Alat musik yang mengiringinya adalah suling bambu dan uding.
Tarian Enco..oh..oh
Tarian ini adalah suatu tarian yang gerakannya seperti orang maju langkah tegap, tapi tetap ditempat dengan kedua belah tangan diayunkan seperti langkah tegap. Alat musiknya menggunakan sampe dengan dua tali senar.
Tarian Ngokoi
Tarian Ngokoi melambangkan orang pulang dari mengayau dengan membawa kepala manusia sambil mengucapkan kata-kata pujian kepada orang yang pulang ngayau. Para penarinya adalah laki-laki. Sambil menari, para penari berteriak mengejek kepala manusia atau musuh di peperangan tersebut.
Tarian Tung
Tarian ini berasal dari suara music bamboo yang dibuat dengan empat senar dan satu lubang. Jika dipetik, pada bamboo itu berbunyi “tung”, maka dinamakan Tarian Tung.
Tarian Suku Dayak Bahau
Tari Nyi Doq, Nguway, dan Karang Sape
Tarian Nyi Doq Suku Dayak Bahau ini, biasanya untuk menyambut tamu yang datang ke kampung mereka. Tarian yang dibawakan oleh para perempuan Suku Dayak Bahau ini, menggambarkan keramahtamahan saat menjamu para tamu.
Tari Nguway adalah tarian yang dilakukan bersama-sama dengan para tamu. Gerakannya perlahan, mengikuti irama gong dan tubuh bersama para hudoq. Tarian ini menggambarkan kegembiraan hati orang di bumi ketika menerima menerima tamu. Dengan harapan membawa keselamatan serta kemurahan rezeki.
Sedangkan Tari Karang Sape adalah tarian yang dilakukan bersama-sama dan juga bisa dilakukan secara perorangan. Tarian ini adalah Dewa Padidan dilakukan pada saat waktu menanam padi bersama Hudoq. Jenis tarian ini mencapai 30 macam.
Tari Kenyah Roh
Tarian ini dilakukan bersama Hudoq, dan bertujuan untuk menyambut para tamu.
Tari Karang Kayau
Tarian ini dilakukan secara berkelompok. Ini dilatarbelakangi, dimana pada zaman dahulu, orang-orang hidupnya berkelompok dan untuk menjaga keamanan diri dan kelompoknya, mereka dilatih dan berlatih perang untuk membinasakan musuh. Maka mereka pun berlatih ketangkasan.
Tari Endjuk dan Joong Njeloong
Tarian ini dilakukan secara bersama-sama oleh pria dan wanita, muda-mudi, dalam menyambut para tamu. Sambil menari mereka menyanyi melagukan sebuah mitos atau cerita yang menggambarkan kerukunan antara manusia dan dunia.
Sedangkan Tari Joong Njeloong tarian yang dilakukan bersama-sama. Antara tamu dan penari berpeganan tangan membentuk lingkaran sambil menyanyi dan menari. Dua orang penari masuk ke lingkaran dan kembali lagi ke barisan. Seluruh tamu dan penari berjabat tangan, berma’afan sebagai tanda perpisahan. Usai menari, para tamu dan undangan pun kembali ke tempat semula.
Sumber:
- Taman Budaya Kalimantan Timur. (1976) Kumpulan Naskah Kesenian Tradisional Kaltim. Samarinda: Taman Budaya Kalimantan Timur.
- Dewan Adat Dayak Kalimantan Timur. (2011) Profil Dayak Kalimantan Timur: Profil Seni Budaya dan Adat Istiadat Dayak Kalimantan Timur. Samarinda: CV. Hagitadharma.