Batik
Berdasarkan perkembangannya, seni batik tradisional Surakarta dan Yogyakarta sangat kental dengan norma-norma adat kesusilaan dengan budaya kraton. Pada mulanya, motif dan fungsi kain batik hanya digunakan sebagai busana tradisional kalangan kraton yang menunjukkan fungsi dan kedudukan seseorang di kraton.
Seni batik tradisional Surakarta dan Yogyakarta pada dasarnya menggunakan warna-warna yang sederhana. Warna-warna itu adalah:
- Warna coklat yang dekat dengan warna kemerah-merahan
- Warna hitam yang dekat dengan warna kebiru-biruan
- Warna putih yang menjadi warna dasar kain sebagai media batik
Menurut filsafat Jawa yang kental dengan lingkungan kraton dengan budaya dan adat istiadatnya, warna batik tradisional memiliki makna sebagai penggambaran sifat atau watak manusia. Makna dari warna tersebut adalah sebagai berikut:
- Warna Merah, melambangkan sifat amarah. Bila dikenakan, maka menunjukkan sifat pemberani.
- Warna Hitam, memiliki arti keabadian.
- Warna Putih, memiliki arti tenang dan bijaksana.
Batik tradisional Surakarta dan Yogyakarta memiliki motif dan corak yang hampir sama. Sebab batik Surakarta adalah induk dari batik gaya Yogyakarta. Ketika palihan nagari dengan perjanjian Giyanti yang membagi kerajaan Mataram terpecah, maka muncul batik gaya Yogyakarta. Batik gaya Yogyakarta muncul saat pemerintahan pangeran Mangkubumi yang bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono I.
Ciri khas batik tradisional gaya Surakarta antara lain:
1. Ragam hias terdiri dari:
- Sawat / lar
- Meru / gunung
- Burung
- Naga
2. Motif yang sering dipakai berbentuk:
a. Geometris
- Motif parang / diagonal (parang kusumo, parang klithik, parang centong, parang jenggot, parang barong)
- Persegi/persegi panjang, silang atau ceplok dan kawung
b. Flora
- Truntum
- Ukel
c. Fauna
d. Ragam hias Cina dan Belanda tidak banyak dijumpai
3. Warna yang digunakan adalah:
- Putih agak kecoklatan/agak kuning
- Coklat sogan
- Biru (wedelan)
- Campuran coklat dengan biru dan putih warna dasar kain (kelengan)
- Sawutan halus
Sedangkan ciri khas batik tradisional gaya Yogyakarta adalah:
1. Ragam hias motif ukel, kawung dan nitik
2. Ragam hias condong geometris dan besar
3. Pewarnaan lebih terang dan bersih
4. Warna yang digunakan adalah:
- Hitam agak kebiru-biruan
- Sogan
- Wedel
- Kelengan dengan warna dasar putih
Sumber: Roosiani W, S.Pd.
Link: Karaton Surakarta