Pakaian Tradisional

Kategori: Tradisi, Cinderamata

Pakaian adat merupakan bentuk nyata hasil karya seni yang diwujudkan dalam bentuk benda-benda yang melekat pada tubuh, baik hanya sebagai pelindung tubuh ketika menjalani kehidupan sehari-hari maupun sebagai hiasan yang hanya digunakan pada pada momen – momen tertentu. Pada laporan ini akan dibahas hanya sebatas nama dan deskripsi tentang masing-masing komponen pada setiap pakaian adat yang diciptakan oleh masyarakat Kalimantan Timur dan menjadi benda peninggalan budaya hingga saat ini. Adapun komponen-komponen pakaian adat yang dimaksud adalah sebagai berikut.

Abet, adalah cawat yang terbuat dari kulit kayu dan berwarna hitam.

Anggo, adalah cincin yang terbuat dari logam perak.

Bajeng, adalah istilah untuk mandau dan perlengkapannya.

Baju cina, adalah baju berlengan panjang dengan kerah tertutup dan terdapat sulaman bermotif bunga pada bagian siku.

Basung, adalah baju berupa rok panjang yang terbuat dari kain berwarna-warni yang disusun teratur.

Belaong, adalah anting-anting yang terbuat dari logam berbentuk lingkaran dan digunakan dalam jumlah banyak hingga telinga menjadi panjang. Belaong inilah yang menjadi simbol kecantikan para wanita.

Belat, adalah kaos kaki yang terbuat dari rotan yang diserut kecil-kecil lalu dianyam dan dililitkan pada kaki bagian bawah lutut sampai diatas mata kaki.

Besunung, adalah baju yang terbuat dari kulit harimau/kambing serta dihiasi bulu ekor burung enggang yang dibelah dua dan kancing yang terbuat dari batu putih.

Bluko, adalah topi yang terbuat dari anyaman rotan dan dihiasi manik-manik berbentuk ukiran halus, bulu-bulu harimau atau kambing, bulu-bulu burung enggang dan tulang-tulang yang diukir.

Bolang, adalah ikat kepala dari tiga helai kain berbeda warna yang dikuncir.

Buting, adalah gelang yang terbuat dari logam/kuningan.

Destar, adalah ikat kepala yang terbuat dari daun-daun kelapa muda.

Jena, adalah topi yang terbuat dari anyaman rotan/pandan dan pada bagian atasnya tidak tertutup serta dihiasi manik-manik dan logam.

Kelembit, adalah perisai yang terbuat dari kayu yang ringan dan kuat serta dihiasi dengan ukiran pada bagian luarnya.

Kembang goyang, adalah hiasan rambut berupa sanggul yang dihiasi dengan beberapa tangkai bunga hidup.

Kirip, adalah hiasan berupa bulu-bulu burung enggang yang diletakkan pada sela-sela jari dan hanya dikenakan oleh penari wanita.

Kuwao, adalah kain sarung berwarna hitam yang dihiasi susunan uang logam jaman dahulu dan manik-manik yang membentuk ukiran tertentu.

Lavung, adalah ikat kepala yang dihiasi manik-manik yang membentuk ukiran, taring binatang dan bulu burung enggang.

Leku kesun, adalah gelang yang terbuat dari gading gajah yang dipotong-potong lalu disusun bertingkat menurut ukurannya.

Leku sulao, adalah gelang yang terbuat dari tulang ikan laut.

Miskat, adalah pakaian yang terdiri dari baju dan celana. Baju lengan panjang bermotif dan berwarna gelap dengan kerah tertutup serta terdapat lembaran tambahan pada bagian dada hingga perut. Celana pendek polos selutut dan terdapat hiasan pada bagian ujungnya.

Neo kini, adalah anting-anting yang terbuat dari ukiran logam/kuningan.

Oleng, adalah kalung yang terbuat dari manik-manik berukuran mini dan pada bagian tengahnya dihiasi sebuah manik berukuran besar.

Sabau, adalah tindik yang terbuat dari gigi/taring harimau dan dipasangkan pada bagian atas telinga.

Sakai, adalah sarung bermotif batik kutai.

Sapai, adalah baju yang terbuat dari kain beludru tanpa lengan berwarna hitam dan dihiasi susunan uang logam jaman dahulu serta manik-manik yang membentuk ukiran.

Sarung melayu, adalah sarung yang dililitkan pada pinggang.

Selendang melayu, adalah selendang yang dililitkan pada pinggang.

Seleng, adalah gelang yang terbuat dari kayu benggeris yang diraut lalu direndam dalam lumpur selama beberapa hari agar menjadi hitam dan mengkilat.

Sigep, adalah anting-anting yang terbuat dari ukiran kepala burung enggang.

Ta’wa, adalah baju berlengan panjang dengan kerah tertutup dan terdapat lembaran tambahan pada bagian dada hingga perut.

Tabit, adalah alas duduk yang diikatkan dipinggang, terbuat dari anyaman rotan atau kulit kijang / rusa / harimau / beruang dan diberi ukiran.

Tangep, adalah topi yang terbuat dari anyaman rotan dilapisi kain dan pada bagian ujungnya dihiasi bulu burung enggang.

Teluk belanga, adalah pakaian yang terdiri dari baju dan celana. Baju polos lengan panjang berwarna terang dengan kerah tertutup. Celana panjang polos berwarna terang.

Topeng, adalah topi yang digunakan untuk berjalan dihutan untuk melindungi kepala dari jatuhan dahan atau ranting pohon.

Tudak asoq, tato yang berbahan dasar kapur sirih dan digambarkan pada wajah, leher, dada dan lengan.

Sumber:

  • Taman Budaya Kalimantan Timur. (1976) Kumpulan Naskah Kesenian Tradisional Kaltim. Samarinda: Taman Budaya Kalimantan Timur.
  • Dewan Adat Dayak Kalimantan Timur. (2011) Profil Dayak Kalimantan Timur: Profil Seni Budaya dan Adat Istiadat Dayak Kalimantan Timur. Samarinda: CV. Hagitadharma.

Komentar

Leave a Reply



(Your email will not be publicly displayed.)



Posted by:

Share: