Seni Ukir

Kategori: Tradisi, Kesenian, Religi, Cinderamata


Daftar Isi:  Seni Patung  l  Seni Topeng  l  Seni Ukir Dayak Benuaq


Patung_1.jpgPatung_2.jpg

Seni pahat dan ukir serta topeng hudoq biasanya mencakup pahat atau ukir patung dan pahat atau ukir topeng, dengan bahan dasar yang dibuat dari kayu ulin atau kayu besi. Hasil pahatan dan ukiran ini tidak terlepas dari bentuk karya berupa benda sebagai kelengkapan adat dan upacara yang di dalamnya mengandung nilai religius. Seni pahat ini dipergunakan oleh Suku Dayak Bahau dan berlangsung secara turun temurun, sejak jaman primitif. Dari tempat asalanya di dataran tinggi Sungai Kayan dan dibawa ke arah Sungai Mahakam dan sekitarnya. Patung-patung ini mengandung nilai seni dan artistik tinggi. Bentuk, motif ukiran dan kayu dalam hal bahan dasar yang digunakan, mempengaruhi nilai seni dan harga patung yang dibuat.

Adapun fungsi motif ukiran dalam patung ada yang hanya digunakan khusus untuk manusia yang masih hidup dan ada juga yang digunakan untuk manusia yang sudah mati. Misalnya, ukiran yang dipahat di peti mati, disebut huli ajo dan ukiran yang disebut bulan pasat yang khusus dibuat untuk peti mati tempat menyimpan mayat (bleh).     

Sedangkan topeng hudoq merupakan salah satu alat perlengkapan yang dipakai sebagai penutup muka pada saat menari dalam upacara adat. Hudoq adalah nama yang diberikan kepada penguasa yakni Taman Oi kepada pembantunya yang khusus mengurus kegiatan-kegiatan bagi manusia di bumi dengan sebutan Hudoq. Di dalam pelaksanaan upacara adat sesudah menugal atau menanam padi, biasanya masyarakat juga melakukan ritual upacara adat yakni dengan menggunakan topeng Hudoq yang diyakini merupakan suatu tari penjelmaan beberapa jenis hewan dan manusia.

Beberapa seni patung yang dapat kita jumpai pada Suku Dayak Bahau di antaranya, patung yang dipahat di tiang Rumah Lamin, patung sebagai tanda atau peringatan pendirian suatu desa atau kampung, patung kepala manusia yang dipahat di bagian atas atau kepala tanggal Rumah Lamin, patung sebagai pertanda perbatasan desa atau kampung.

Seni Pahat Patung

Seni pahat patung adalah ukiran atau ornamen yang dibuat dalam bentuk patung manusia atau binatang naga, yang mempunyai makna dan maksud tersendiri. Oleh karena itu, pemahat harus mempunyai ketrampilan khusus dan harus lebih banyak mengerti jenis atau macam ukiran serta maknanya. Masyarakat Dayak mengenal seni pahat patung yang berfungsi sebagai jimat dan kelengkapan upacara. Berdasarkan fungsinya, maka Masyarakat Dayak menggolongkannya menjadi beberapa jenis.  

Fungsi Patung
Fungsi patung di antaranya, sebagai ajimat. Patung sebagai ajimat terbuat dari berbagai jenis kayu yang diangggap berkhasiat untuk menolak penyakit atau mengembalikan semangat orang yang sakit.
Ada juga patung yang berfungsi sebagai kelangkapan upacara. Untuk keperluan ini, biasanya berupa patung berukuran kecil. Patung-patung ini digunakan pada saat pelaksanaan upacara adat seperti pelas tahun, kwangkai, dan pesta adat lainnya. Patung-patung berukuran kecil ini terbuat dari berbagai bahan, seperti kayu, bambu hingga tepung ketan. Patung yang digunakan untuk keperluan upacara contohnya adalah patung blontang yang terbuat dari kayu ulin. Tinggi patung antara 2 meter dan dasarnya ditancapkan ke dalam tanah sedalam 1 meter.

Motif Ukiran
Motif atau pola patung yang dibuat oleh Masyarakat Dayak biasanya memiliki pola yang unik. Karena Masyarakat dayak memiliki tingkat harmonisasi yang tinggi terhadap alam, maka motif patung yang dibuatnya pun tak jauh dengan tema alam. Ini seperti motif tumbuhan, binatang, serta bentuk-bentuk yang dipercaya sebagai roh atau dewa, misalnya Naang Brang, Pen Lih, Deing Wung Loh, dan sebagainya.

Jenis Patung

Puyog Aran
Patung Puyoq Aran adalah patung yang diukir dengan ukiran bernama ukir magaaq atau naga dan inang berang (muka lebar). Patung tersebut biasanya digunakan dalam upacara adat pada pemberian nama anak laki-laki (adat Nivan Yuuq Anak).

Jin Juhan
Patung Jin Juhan menggambarkan muka roh halus penjaga tanah, sungai, dan penghuni kampung. Patung Jin Juhan dibuat untuk upacara adat Lemalah Tenan. Upacara ini bertujuan menyambut tamu dari luar desa atau kampung, yang bertujuan untuk memperkenalkan para tamu yang baru datang, kepada roh halus pejaga kampung tersebut agar jangan diganggu terutama tamu-tamu yang berniat buruk.

Jin Daleq atau Jeheq Belereq
Patung Kin Daleq adalah menggambarkan patung mirip berbentuk anjing yang melambangkan roh halus (roh petir) yang khusus menjaga Rumah Lamin. Patung yang mirip anjing ini akan dipahat di tiang rumah tepat di tengah-tengah tepat pada bilik yang ditempati oleh Hipuy (raja). Patung Jin Daleq tersebut juga berfungsi sebagai lambing roh halus penjaga Rumah Lamin. Patung Jin daleq juga disebut Jeheq Belareq yang merupakan penjelmaan dari roh petir yang bersifat bengis laksana petir atau halilintar.
Setiap anak atau bayi yang baru lahir akan menjalani semacam upacara adat terhadap Jin Daleq yang disebut Napoq atau Tapoq. Tujuan upacara ini adalah mengenalkan dan meminta maaf pada Jin Daleq atas datangnya anggota baru dalam keluarga. Adat ini juga dilakukan saat sang anak menjadi dewasa dan akan meninggalkan Rumah Lamin, dengan melaksanakan adat pada patung Jin Daleq tersebut. Bahkan sampai saat ini karya seni berupa Jin Daleq atau Jehaq Belareq tersebut masih dapat kita lihat pada tiang-tiang Rumah Lamin dan di tiang Balai Desa.

Seni Topeng

Seni pahat atau ukir yang berbentuk topeng ini lebih dikenal dan dimiliki oleh masyarakat Suku Dayak Bahau daripada suku yang lain. Patung dibuat dengan seni pahat ini berkaitan dengan adat dan ritual. Dan kebanyakan dibuat topeng Hudoq. Hudoq di sini sebagai roh halus yang berasal dari Apo Lagan yang turun ke bumi dengan berbagai penjelmaan dan membantu manusia. Seni pahat topeng atau petung ini juga tergantung motif dan cirri khas tersendiri, yang khusus digunakan manusia yang masih hidup.

Sedangkan wajah atau muka-muka topeng yang berbentuk manusia, sejenis binatang pemangsa tanaman ini diturunkan oleh Taman Oi ke bumi dengan membawa tugas masing-masing. Berikut beberapa topeng hudoq yang dibuat oleh Masyarakat Dayak.

Hudoq Uling
Topeng jelmaan roh halus Hudoq Uling ini dibuat menyerupai wajah manusia dengan bibir tebal dan miring ke atas, nampak seperti sedang berbicara dan mata juling. Tugasnya sebagai pengacara dalam rombongan Hudoq yang turun ke bumi. Dia juga diasumsikan sebagai pemimpin atau yang dituakan dan mengatur kegiatan Hudoq lain.

Hudoq Urug Tingang
Dibuat menyerupai burung elang dengan bentuk hidung panjang. Ini merupakan jelmaan dari roh halus yang perkasa, bijaksana, dan pengawal Hudoq Uling.

Hudoq Urung Bavui
Dibuat menyerupai mulut dan muka babi, penjelmaan roh halus dengan bentuk hewan perusak tanaman. Hudoq ini juga bertugas sebagai pengawal Hudoq lain saat turun ke bumi, khususnya ketika upacara ukiran magaaq atau inang berang.

Hudoq Urung Hooq Waang
Topeng Hudoq ini dibuat berbentuk hidung anjing dan ditambah dengan ukiran naga. Hudoq ini bertugas sebagai ajudan atau pendamping dari ketua Hudoq (Hudoq Uling)

Hudoq Urung Magaaq
Topeng Hudoq ini digambarkan dengan roman muka seperti kepala naga (mugaaq). Hudoq ini sebagai raja dalam rombongan yang turun ke bumi.

Hudoq Urung Inang Berang
Topeng Hudoq ini menggambarkan muka roh halus bernama Inang Berang dengan bentuk muka mirip manusia dengan wajah bundar dan mata besar. Tugasnya adalah mengawal raja dalam rombongan Hudoq yang turun ke bumi juga di saat pelaksanaan adat Laliq Ugal.

Hudoq Urung Kuwau atau Hudoq Roh
Topeng ini digambarkan dalam patung sebagai wanita penjelmaan roh wanita. Fungsinya sebagai ratu bagi rombongan yang turun ke bumi. Oleh karena itu, patungnya diberi ukiran yang bernama panglih, sehingga menambah keindahan.

Hudoq Urung Pakau
Topeng ini digambarkan sebagai roh halus berhidung besar dengan ukiran tambahan berupa ukiran Inang Berang. Tugasnya sebagai anggota dala rombongan Hudoq  yang turun ke bumi.

Kedelapan Hudoq ini sangat erat kaitannya dengan adat dan kepercayaan, maka dalam setiap upacara adat, kedelapan topeng tersebut harus ditampilkan. Sebagai kelengkapannya, selain menggunakan topeng dalam upacara adat maka Masyarakat Dayak biasanya menghiasi badannya dengan daun pinang yang dianyam menyerupai baju dan menutup badan hingga ke atas leher.

Seni Ukir Suku Dayak Benuaq

Ukir Uluuq
Ukir Uluuq adalah ukiran yang dibuat pada gagang Mandau. Nilai tertinggi pada gagang mandau adalah yang terbuat dari bahan tanduk rusa dan berukir indah.

Ukir Sarukng
Ukir Sarukng adalah ukiran pada sarung Mandau dengan motif yang khas. Sehingga menambah indah penampilan dan mendukung nilai hukum adat yang ditampilkan oleh gagang yang berukir dan Mandau yang terbuat dari besi.

Ukir Asek
Asek adalah alat tradisional untuk menanam padi yang terbuat dari kayu ulin. Untuk memberikan kesan yang indah, setengah meter pada bagian bawah asek telengkukng diberi ukuran.

Ukir Lomaakng
Lomaakng adalah tabung bertutup yang terbuat dari bambu, biasanya berukuran pendek sekitar 10 cm, yang berfungsi untuk menyimpan sesuatu yang berharga, seperti dokumen dan uang. Ukiran pada lomaakng ini berujuan memperindah tabung tersebut.

Ukir Tempelaaq dan Ukir Kererikng
Ukir Tempelaaq adalah ukiran yang bermotif akar-akaran dan hewan-hewan tertentu yang mengandung makna tertentu yang menghiasi seluruh peti yang terbuat dari kayu ulin. Peti ini berfungsi untuk menyimpang tulang belulang manusia yang sudah dibersihkan dari kubur, usai menjalani upacara adat kwangkey.

Ukir Batu Mesetn
Ukiran khas ini terdapat pada nisan kuburan yang terbuat dari kayu ulin.

Seni Patung (Tengkulutn - Sepatukng)

Sepatukng Topus
Sepatukng Topus adalah patung yang dibuat sangat sederhana, terbuat dari perdu tertentu dan bagian dalam pisang. Patung ini dibuat untuk upacara penyembuhan dan pada akhir upacara, patung-patung ini akan diludahi, sepatukng berarti patung dan topus berarti ludah.

Sepatukng Banaat
Sepatukng Banaat adalah patung yang mendekati bentuk sempurna binatang yang hendak dilukiskan dalam bentuk patung yang terbuat dari pangkal pisang bagian dalam. Patung ini digunakan dalam ritual penyembuhan.

Sepatukng Burey
Sepatukng Burey adalah patung yang terbuat dari tepung yang umumnya dibuat kecil-kecil dengan motif manusia sedang berbaring dan digunakan untuk upacara penyembuhan.

Tengkulutn
Tengkulutn adalah patung yang terbuat dari bahan kayu dengan motif manusia, binatang, atau guci. Biasanya berukuran lumayan besar. Patung ini digunakan sebagai tanda pernah ada kegiatan monumental dan kejadian istimewa pada suatu daerah tertentu.

Sumber:

  • Taman Budaya Kalimantan Timur. (1976) Kumpulan Naskah Kesenian Tradisional Kaltim. Samarinda: Taman Budaya Kalimantan Timur.
  • Dewan Adat Dayak Kalimantan Timur. (2011) Profil Dayak Kalimantan Timur: Profil Seni Budaya dan Adat Istiadat Dayak Kalimantan Timur. Samarinda: CV. Hagitadharma.

Komentar

Leave a Reply



(Your email will not be publicly displayed.)



Posted by:

Share: