Candi Mendut, Pawon dan Borobudur

Lokasi: desa Candirejo, Mendut, kecamatan Muntilan, kabupaten Magelang, Jawa Tengah
Kategori: Wisata Heritage

Candi Mendut, Pawon dan Borobudur berada dalam satu garis lurus. Rangkaian ketiga candi tersebut mengambarkan ajaran pada aliran Budha Mahayana. Dalam aliran Mahayana, untuk mencapai moksa (kesempurnaan) harus melalui 2 tingkatan di dunia dan 10 tingkatan di akhirat. Dua tingkatan di dunia yang disebut Prayogamarga dan Sambaramarga digambarkan dengan keberadaan candi Mendut dan Pawon. Menurut Casparis, tingkatan candi Borobudur juga menjadi makam raja-raja dinasti Syailendra.

Pada tahun 1814, Rafles yang mendengar adanya candi yang tertutup semak-semak menyelidiki kebenaran kabar tersebut. Namun Rafles harus meninggalkan Jawa. Pada tahun 1850, residen daerah Kedu, Hartman, mulai membuka candi tersebut. Candi Borobudur mengalami restorasi pada tahun 1985 dengan biaya dari UNESCO.

CANDI MENDUT

Merupakan candi pertama dari ketiga rangkaian candi tersebut. Candi ini dibuat oleh raja Indra sekitar tahun 810 M sebagai perbuatan amalnya untuk mengembangkan punya, yaitu semacam karma (nilai rohani) supaya mencapai tingkat yang lebih tinggi dalam ke-Budha-an.

Candi_Mendut.jpg

   Budha diapit Wajarapani dan Padmapani                   Mendut di senja hari

Saat ini candi Mendut masih dimanfaatkan sebagai tempat berdoa bagi umat Budha. Di dekat candi Mendut terdapat biara para biksu Budha. Dalam candi Mendut terdapat arca Budha yang diapit Wajranala dan Padmapani.

 

CANDI PAWON

Candi_Pawon.jpg

                        Candi Pawon                          Relief pohon Kalpataru di candi Pawon

Candi Pawon adalah candi berikutnya yang bentuknya lebih kecil dari candi Mendut. Candi Pawon dibangun oleh Pramodhawardani, cucu raja Indra diperuntukkan bagi raja Indra. Tujuan pembangunan candi Pawon adalah dalam rangka upacara Srada, yakni memperingati 12 tahun meninggalnya raja Indra. Candi Pawon menjadi makam bagi raja Indra, berasal dari kata pa-awu-an. Dalam candi Pawon terdapat satu arca Boddisatwa Awalokitecswara yang dimahkotanya terdapat arca Budha Maitreya, yakni Budha yang belum turun ke bumi.

 

CANDI BOROBUDUR

Candi Borobudur dibangun oleh raja Samaratungga pada tahun 824 M. Candi ini dibangun di dekat pertemuan antara sungai Elo dan sungai Progo. Hal ini mengingatkan pada sungai suci di India, yakni sungai Gangga dan sungai Yamuna. Tingkatan pada candi Borobudur ada 10 tingkatan yang menggambarkan 10 tingkatan di akhirat. Dari 10 tingkatan tersebut terbagi menjadi 3 bagian. Bagian tersebut adalah:

  1. Kamadathu: mewakili dunia bawah yang terikat oleh nafsu (kama). Pada bagian ini terdapat relief Karmawibangga yang menceritakan tentang sebab akibat dari perbuatan (karma) dosa.
  2. Rupadhatu: mewakili dunia tengah yang berwujud, yakni dunia manusia. Pada bagian ini terdapat beberapa relief sesuai dengan terasnya. Pertama adalah relief Lalitavistara yang menceritakan riwayat hidup Budha sebelum lahir hingga mulai mengajar untuk pertama kalinya. Relief berikutnya adalah Jatakamala yang menceritakan tentang penitisan Budha di dunia. Setelah itu relief Gandawyuha yang menceritakan tentang usaha Bodhisatwa Sudana yang mencari ilmu tertinggi. Terakhir adalah relief Badracari yang menceritakan tentang Samanthabadra yakni Budha Maitreya yang akan datang yang merupakan relief kehidupan Budha terakhir.
  3. Arupadhatu: mewakili dunia atas yang tidak berwujud (tidak ada nafsu). Pada bagian ini  digambarkan dengan arca-arca yang berderet menunjukkan tingkatan dalam Budha.

Teras kelima berisi arca Dyani Budha sesuai arah mata angin. Menghadap ke Timur adalah arca Dyani Budha Aksobya sejumlah 92 buah. Menghadap ke Selatan adalah arca Dyani Budha Ratnasambawa sejumlah 92 buah. Menghadap ke Barat adalah arca Dyani Budha Amithaba sejumlah 92 buah. Menghadap ke Utara adalah arca Dyani Budha Amogasidha sejumlah 92 buah.

Teras keenam menghadap kesemua arah adalah arca Dyani Budha yang menguasai zenith yaitu Dyani Budha Wairocana.

Teras ketujuh, delapan dan sembilan yang berupa teras bundar berisi arca Wajrasatwa yang terkurung dalam stupa.

Teras kesepuluh adalah stupa terbesar yang merupakan pusat dari candi Borobudur.

Candi_Borobudur.jpg

AMENITAS

Area candi Borobudur menempati tanah seluas 2500 m2. Tersedia tempat parkir yang luas, tempat penjualan souvenir dan makanan dan arena bermain. Tersedia juga studio film dan pusat informasi.

Sumber: Suwahyudi, P. 1985. Sejarah Kebudayaan Indonesia, UNS.

Link: www.borobudur.tv/mendut

          www.borobudur.t

Komentar

Leave a Reply



(Your email will not be publicly displayed.)



Posted by:

Share: